Hilangnya Keanekaragaman Hayati dan Penyebabnya
Kepunahan spesies adalah proses alami yang terjadi tanpa adanya campur
tangan manusia, dari waktu ke waktu, semua spesies memiliki waktu/rentang yang
terbatas untuk keberadaannya. Kepunahan yang disebabkan secara langsung
atau tidak langsung oleh manusia terjadi pada tingkat yang jauh dari latar
belakang tingkat kepunahan, dan bahwa kepunahan ini berkorelasi dengan meningkatnya
gangguan pada habitat. Sulit untuk mengukur tingkat kepunahan spesies dan tidak
mungkin memprediksi masa depan dengan tingkat presisi. Dokumentasi kepunahan
spesies tertentu secara realistis keadaannya relatif terbatas, misalnya, dimana
suatu spesies selalu terlihat dan terjangkau dengan baik sehingga dapat
disurvei berulang kali. Tidak mengherankan, kebanyakan
dokumentasi kepunahan adalah spesies yang mudah untuk dicatat/direkam dan
menghuni situs yang dapat di inventaris relatif mudah.
Sejumlah besar spesies yang punah pada pulau-pulau di samudra
tidak memiliki catatan artefak, karena umumnya spesies ini lebih rentan
terhadap kepunahan akibat dari aktivitas manusia.
Sebagian besar tingkat kepunahan global berasal dari ekstrapolasi
pengukuran dan tingkat prediksi hilangnya habitat, dan estimasi kekayaan
spesies pada habitat-habitat yang berbeda. Dua perkiraan ini ditafsirkan dalam suatu
prinsip ringan yang berasal dari biogeografi pulau, yang menyatakan bahwa
ukuran area dan komplemen spesies cenderung memiliki hubungan yang dapat diprediksi. Sedikit spesies yang mampu bertahan dalam sejumlah kecil
fragmen habitat daripada di habitat asli yang tidak terfragmen, dan ini
mengakibatkan kepunahan spesies (MacArthurand Wilson, 1967). Estimasi ini melibatkan derajat
ketidakpastian, dan prediksi tingkat kepunahan saat ini dan masa depan yang harus
diinterpretasikan secara hati-hati. Meningkatkan akurasi dalam mengestimasi
tingkat kepunahan global tidaklah penting, namun sangat penting untuk mengenali secara umum tingkat untuk spesies dan
populasi yang tidak dimonitor yang mana cenderung menjadi subjek yang terfragmentasi
dan mengalami kepunahan (Temple, 1986).
Hilangnya keanekaragaman hayati akibat domestifikasi hewan dan
tanaman sangat kecil atau tidak signifikan dalam keanekaragaman global, namun
erosi genetik dalam suatu populasi menjadi perhatian penting bagi manusia karena
memiliki implikasi bagi pasokan pangan dan keberlanjutan pertanian. Untuk populasi domestik, hilangnya tipe liar tanaman atau
tanaman kayu menjadi perhatian khusus untuk alasan yang sama. Sumber daya genetik mungkin tidak hanya mendasari
produktivitas sistem pertanian lokal tetapi juga, ketika dimasukkan ke dalam
program pemuliaan, seperti memberikan dasar sifat (ketahanan terhadap penyakit,
nilai gizi, tahan cekaman, dan lain-lain).
Erosi keanekaragaman pada plasma nutfah (pool gen) tanaman sulit
untuk ditunjukkan secara kuantitatif, tetapi secara tidak langsung dapat dinilai
dengan meningkatnya proporsi lahan pertanian dunia untuk varietas tanam unggul,
yang seragam secara genetik. Modifikasi genetik dari organisme,
varietas, atau kultivar untuk produksi pangan, obat-obatan, dan produk lainnya,
menimbulkan kekhawatiran di beberapa negara bahwa hal ini dapat berkontribusi
pada hilangnya keanekaragaman hayati.
Manusia dapat memusnahkan suatu spesies secara langsung dengan berburu,
koleksi, dan lain-lain atau secara tidak langsung melalui perusakan habitat dan
modifikasi. Perburuan yang berlebihan penyebab langsung terjadi
kepunahan pada hewan, tetapi jauh lebih penting adalah penyebab tidak langsung seperti
modifikasi habitat yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati secara
keseluruhan. Berburu selektif mempengaruhi
spesies target, serta spesies tanaman dan populasi hewan yang kemudian
terpengaruh secara negatif atau positif, sehingga ini memiliki implikasi
penting bagi pengelolaan sumber daya alam. Keragaman
genetik diwakili oleh populasi tanaman atau ternak cenderung menurun sebagai
akibat dari produksi massal, untuk ekonomi. Aktivitas manusia yang terus-menerus akan mempengaruhi kelimpahan
relatif spesies dan pada kasus yang ekstrim dapat menyebabkan kepunahan.
Gambar
5. Aktivitas manusia yang mengancam keanekaragaman hayati
0 comments: