Tata Krama Berlingkungan
Budaya tradisional digali dari tatanan nilai-nilai dasar etika yang tumbuh berkembang di masyarakat, pada dasarnya bersumber dari nilai agama, filosofi, dan budaya setempat. Selama puluhan tahun berbagai budaya tradisional di dunia mampu dan telah berhasil menyatu dengan lingkungan alam semesta secara harmonis. Di dalam tradisi masyarakat berbudaya, etika dan norma bermasyarakat telah mendorong perorangan untuk bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya alam secara efisien dan berkelanjutan. Tentunya, hal baik ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat modern yang lebih menekankan pada sudut pandang ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Keagungan nilai etika masyarakat, merupakan jawaban atas pokok masalah utama dalam melindungi dan melestarikan seluruh spesies maupun komponen lain keanekaragaman hayati di bumi, karena mampu mengartikulasikan nilai etika lingkungan bagi kelangsungan hidup manusia. Beragam dasar pemikiran yang melandasi terciptanya kondisi masyarakat beretika lingkungan, diantaranya
a). Setiap spesies memiliki nilai untuk kebaikannya sendiri sehingga semua spesies memiliki hak untuk hidup.
b). Di dalam suatu komunitas diantara spesies saling berinteraksi secara rumit sehingga semua spesies saling bergantung satu sama lain.
c). Semua agama di dunia membenarkan bahwa manusia bertanggung jawab sebagai penjaga bumi.
d). Manusia bertanggung jawab kepada generasi yang akan datang.
e). Menghargai kehidupan manusia dan memperhatikan kepentingan umat manusia adalah serasi dengan menghargai keanekaragaman hayati.
f). Alam memiliki nilai spiritual dan estetika yang melebihi nilai ekonominya.
g). Keanekaragaman hayati diperlukan untuk memahami dan mempelajari asal kehidupan (Indrawan dkk. 2012).
0 comments: