Status dan upaya konservasi terhadap ekosistem yang hampir punah/rusak

Kisah penjaga hutan sumatra

Anggapan bahwa sasaran utama upaya konservasi lebih baik ditujukan pada skala ekosistem daripada skala spesies tidaklah salah mutlak.  Hal ini dapat dimengerti karena, penggunaan dana yang relatif besar hanya untuk menyelamatkan satu spesies akan sangat tidak efektif dibandingan apabila dana tersebut digunakan untuk pengelolaan dan perlindungan habitat, terlebih bahkan jika mampu mengoptimalkan fungsi ekosistem secara utuh dan berkelanjutan. Pada dasarnya, jika kita melaksanakan konservasi ekosistem sebenarnya sudah termasuk juga perlindungan terhadap spesies di dalamnya, disamping fokus utamanya adalah perlindungan terhadap kelangsungan jalannya fungsi ekosistem dan jasa-jasa lingkungan terkait. Kontribusi ekosistem cukup besar dalam kehidupan manusia di bentang bumi ini, beberapa contoh diantaranya: air Bendungan Jati Luhur yang merupakan bagian ekosistem danau air tawar dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Kayu kamper Medan yang dihasilkan dari pohon-pohon Dryobalanops champora (pohon kapur) yang tumbuh di hutan hujan tropis dimanfaat untuk bangunan rumah, dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Upaya konservasi untuk mempertahankan komunitas hayati dalam ekosistem tidak dapat dipisahkan dari masyarakat setempat maupun pengunjung dari luar. Hal ini dapat dimaklumi karena pembatasan akses berlebihan bahkan sampai pada pelarangan keras penggunaan kawasan dapat menyebabkan hilangnya dukungan masyarakat terhadap upaya konservasi tersebut. Beberapa strategi agar masyarakat dihargai dalam berkontribusi terhadap upaya konservasi antara lain:
1). Masyarakat secara langsung sudah dilibatkan sejak awal perencanaan sampai pengelolaan kawasan.
2). Secara resmi masyarakat dipekerjakan untuk melestarikan kawasan.
3). Secara langsung maupun tidak langsung, masyarakat mendapat manfaat dari perlindungan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut (Indrawan dkk. 2012).

0 comments: